Penelitian baru menunjukkan bahwa salah satu kunci untuk mengendalikan penyakit malaria kemungkinan ada di dalam darah pasien
Parasit Plasmodium Falciparum, protozoa satu sel yang hidup dalam nyamuk dan menyebabkan tipe malaria yang paling mematikan, tampak di antara sel-sel darah.
S
ebuah tim ilmuwan menemukan cara dengan menggunakan sampel darah untuk mengidentifikasi perubahan genetik penting dalam parasit penyebab malaria. Analisa ini, yang dijelaskan jurnal ilmiah Nature edisi13 Juni, dapat membantu peneliti mengidentifikasi "hot spot" di seluruh dunia di mana parasit berkembang paling cepat dan kebal terhadap obat anti malaria konvensional.
Malaria sering ditemui di daerah tropis. Lebih dari 200 juta orang terjangkit penyakit ini setiap tahunnya, dan hampir 2.000 orang meninggal setiap hari - kebanyakan anak-anak balita.
Walaupun puluhan tahun dilakukan penelitian, dokter masih belum memiliki vaksin malaria. Dan Plasmodium falciparum, parasit penyebab penyakit ini, dengan cepat mengembangkan kekebalan terhadap obat yang dipakai untuk melawannya. Berbagai varietas parasit malaria yang kebal obat berkembang di berbagai wilayah dunia, dan para ilmuwan kesulitan melacak perubahan genetik yang cukup cepat untuk mencegah wabah penyakit baru.
Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Dominic Kwiatkowski dari Universitas Oxford di Inggris mengembangkan metode untuk mengekstrak DNA parasit malaria langsung dari darah manusia dan menentukan perubahan genetik menit ke menit untuk memahami penyebabnya. Ini menghilangkan proses penumbuhan parasit yang lama di laboratorium sebelum gen parasit itu dapat diuraikan.
http://www.voaindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar