website trackingwebsite tracking

PTC..PELUANG DAPAT UANG HANYA DENGAN MODAL KLIK

Cara Instan Untuk Verifikasi PayPal !

Kamis, 14 Juni 2012

5 Temuan Medis Terheboh Sepanjang Tahun 2010


AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

img
foto: Thinkstock
Jakarta, Berbagai penelitian kesehatan telah mengungkap banyak hal sepanjang tahun 2010. Dari sekian banyak, ada beberapa yang cukup mengejutkan mulai dari kolesterol jahat yang ternyata tidak semuanya jahat hingga terungkapnya efek samping pil tidur sangat ekstrem.

Dikutip dari MensHealth.com, Selasa (28/12/2010), berikut ini 5 penemuan penting sepanjang tahun 2010 yang cukup mengejutkan.

1. Tak semua kolesterol jahat (LDL) benar-benar jahatBertahun-tahun lamanya low density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat diyakini sebagai biangnya masalah jantung dan pembuluh darah. Berbagai program diet dan pengobatan hampir selalu ditujukan untuk mengurangi kadar LDL.

Namun sebuah penelitian yang dilakukan Ronald M Krauss, MD dariChildren's Hospital Oakland Research Institute meruntuhkan anggapan itu pada Agustus 2010. Krauss mengungkap partikel LDL yang besar dan halus umumnya tidak berbahaya, sementara yang berbahaya hanya partikel LDL yang memiliki ukuran kecil dan lebih padat.

2. Banyak duduk dapat memperpendek usiaGaya hidup moderen mengharuskan banyak orang melewatkan waktunya selama berjam-jam untuk duduk di kursi. Sore atau malam harinya setelah selesai bekerja, orang-orang itu mengimbanginya dengan olahraga dan menganggap hal itu tidak menjadi masalah.

Namun penelitian yang dilakukan Marc Hamilton PhD dariPennington Biomedical Research Center membuktikan bahwa duduk terlalu lama bisa memperpendek usia. Bahkan meski diimbangi olahraga, dampaknya akan tetap sama ketika seseorang masih melewatkan waktu berjam-jam dengan duduk terus menerus.

3. HPV juga memicu kanker mulutSelama ini human papiloma virus (HPV) dikenal sebagai penyebab kanker leher rahim (cervix uterus). namun penelitian yang dilakukan Alyssa Giacobbe dari Women's Health menunjukkan virus tersebut juga dapat memicu kanker oropharyngeal di sekitar mulut dan kerongkongan.

Penularan virus tersebut terjadi melalui kontak seksual, terutama saat melakukan seks oral yang tidak aman dengan orang yang terinfeksi. Celakanya, begitu sudah menginfeksi maka virus tersebut tidak pernah benar-benar bisa diusir dari tubuh.

4. Pil tidur zolpidem tartrate menyebabkan 'ngelindur'Bagi sebagian warga Amerika yang super sibuk, pil tidur sudah menjadi kebutuhan pokok sehari-hari. Namun jenis pil tidur terbaru yakni zolpidem tartrate atau dipasarkan dengan nama dagang Ambien dilaporkan memicu efek samping yang sangat mengerikan yakni parasomnia atau melakukan aktivitas yang tak dikehendaki saat tidur.

Bukan hanya berjalan saat tidur, beberapa korban Ambien mengaku tanpa sadar pernah mengemudi saat tidur lalu mengalami kecelakaan. Ada juga yang menyantap makanan saat tidur, bahkan ada yang tidak ingat apa-apa dan ketika terbangun tiba-tiba sudah ada di dalam penjara.

5. Masuknya kettlebell ke ruang fitnessKettlebell atau bola besi seberat 16 kg asal Russia yang mirip peluru meriam ini telah digunakan berabad-abad untuk latihan beban. Beberapa pusat kebugaran juga telah lama menggunakannya untuk latihan beban, namun baru mencapai puncak popularitasnya di tahun 2010 ini.

Kelebihan kettlebell dibanding barbel dan sejenisnya adalah letak pusat grafitasi (center of gravity) yang berada di pergelangan tangan, sehingga memudahkan variasi gerakan. Dampaknya, metabolisme dan pembakaran kalori bisa berlangsung lebih intens ketika menggunakan kettlebell dalam latihan beb
(up/ir
sumber : detik.com

ITB dan UI Bikin Alat Penyembuh Stroke Lewat Pikiran


Merry Wahyuningsih - detikHealth

img
BCI (dok. indonesiakreatif.net)
Jakarta, Berbagai terapi standar dan terapi alternatif dilakukan untuk mempercepat pemulihan stroke. Kini ilmuwan dari ITB dan UI tengah bekerjasama untuk mengembangkan alat bantu untuk pasien stroke dengan hanya menggunakan pikiran tanpa menyentuhnya yang dinamakan Brain Computer Interface (BCI).

Pasien pasca stroke dengan berbagai stadium senantiasa berkeinginan serta berusaha untuk menemukan kembali kemampuannya, mulai dari kemampuan gerak motorik, berbicara, berpikir hingga pengembalian kemampuan kognitifnya.

Prosedur rehabilitasi yang biasa dilakukan adalah rehabilitasi standar dari dokter rehabilitasi medik dengan menggunakan peralatan stimulasi listrik, Ultrasono dan berbagai alat bantu listrik mekanik lainnya.

Selain terapi standar, pasien biasanya dapat mengkombinasikannya dengan terapi alternatif mulai dari akupunktur, acupressure, herbal, ion, yoga dan meditasi, hingga terapi moderen dengan menggunakan Trans Cranial Stimulation atau pun Brain Stimulation. Upaya ini dapat dikatakan sebagai usaha melakukan stimulasi luar-dalam dari diri pasien.

Tapi kini Fakultas Elektronika & Informatika ITB dan Fakultas Kedokteran UI kini tengah mengembangkan alat bantu gerak hanya dengan bantuan pikiran tanpa menyentuhnya, yaitu Brain Computer Interface (BCI).

"Dengan BCI, kita menggunakan sinyal dari otak untuk dapat menggerakkan benda tanpa menyentuhnya. Jadi seperti di film Avatar, pasien stroke nantinya bisa menggerakkan apa saja cukup dengan pikiran di kepalanya," jelas Prof Dr Ir Tati R Mengko, Guru Besar Fakultas Teknik Elektronika dan Informatika ITB, di sela-sela acara seminar 'Don't Worry Be Happy After Stroke' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (3/12/2010).

Menurut Prof Tati, penelitian ini merupakan hasil kerjasama antara Laboratorium Elektronika, Biomedika dan Kendali ITB dengan Pusat Kajian Otak di FK UI.

"Tadinya teknologi ini bukan ditujukan untuk pasien stroke, tetapi untuk mendeteksi gelombang alfa di otak. Gelombang alfa bisa mendeteksi kantuk, jadi bisa diaplikasikan untuk para supir. Kalau ngantuk alatnya bunyi biar nggak jadi ngantuk lagi. Tapi setelah dikaji, aplikasinya juga bisa digunakan untuk membantu pemulihan pasien stroke," jelas Prof Tati lebih lanjut.

BCI ini dalam pengembangannya diusahakan dapat digunakan sebagai alat bantu bagi orang yang memiliki keterbatasan fisik atau dapat digunakan sebagai bagian dari teknologi asistif (teknologi alat bantu).

Prof Tati mengatakan, teknologi BCI ini masih dalam tahap awal riset dan pengembangan. Namun adanya kenyataan ini merupakan langkah positif dalam mewujudkan harapan orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik seperti pasien stroke untuk dapat memiliki tangan atau kaki yang dapat bebas digerakkan sesuai pikiran, tanpa harus menyentuh atau beranjak.

"Saya belum bisa mengatakan kapan teknologi ini bisa selesai. Ini juga belum diujikan kepada pasien stroke. Masih butuh pengembangan dan tentunya dana. Selama 3 tahun ini kami masih menggunakan dana penelitian dari kampus. Pernah coba mengajukan proposal ke Kementerian Riset dan Teknologi, tapi mungkin belum terlalu penting jadi ditolak. Nanti kami akan coba ajukan proposal lagi dengan model baru ke Kementerian Kesehatan, mudah-mudahan bisa," harap Prof Ta
(mer/ir


sumber : detik.com

Efek Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Putih dan Jambu Biji Daging Buah Merah Sebagai Antidiare


SPONSORED BY
Komisi Gratis | Bisnis Online Tanpa Modal
KLIK GAMBAR ATAU DI SINI UNTUK BERGABUNG

jurnal-mikrobiologi.blogspot.com - March 9, 11:07 AM

Kumpulan Jurnal Mikrobiologi: 

I Ketut Adnyana*, Elin Yulinah, Joseph I. Sigit, Neng Fisheri K., Muhamad Insanu
Unit Bidang Ilmu Farmakologi-Toksikologi, Departemen Farmasi, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132
Abstrak
Telah duji aktivitas antibakteri (penyebab diare) ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih dan jambu biji daging buah merah (Psidium guajava L., Myrtaceae) terhadap bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, dan Salmonella typhi dan uji antidiare dengan metode proteksi terhadap diare imbasan-minyak jarak dan metode transit intestinal pada mencit. Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih memiliki kemampuan hambat bakteri yang lebih besar daripada jambu biji daging buah merah (KHM terhadap Escherichia coli (60 mg/ml vs >100 mg/ml), Shigella dysenteriae (30 mg/ml vs 70 mg/ml), Shigella flexneri (40 mg/ml vs 60 mg/ml), dan Salmonella typhi (40 mg/ml vs 60 mg/ml). Tidak terdapat perbedaan bermakna pada konsistensi feses, berat total feses, waktu munculnya diare, lamanya diare, dan kecepatan transit usus untuk kedua ekstrak uji dibandingkan dengan kelompok kontrol. Frekuensi defekasi mencit yang diberi ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih 150 mg/kg bb pada menit ke180-240 menunjukkan perbedaan bermakna dibanding kelompok kontrol (p<0,05).
Kata kunci : aktivitas antibakteri, metode transit intestinal, ekstrak etanol jambu biji daging buah merah, ekstrak etanol jambu biji daging buah putih

Susah Tidur Karena Takut Gelap?


NILAH.COM, Jakarta-Gelap ternyata memicu seseorang menjadi sangat sulit untuk tidur atau insomnia. Hal itu ditemukan dalam penelitian terbaru terhadap para pelajar di Toronto, Kanada.
Para ilmuwan dari Ryerson University Sleep and Depression Lab di Toronto seperti dilansir dari healtday, penelitian menggunakan suara bising untuk mengukur respons kedip mata di antara sekelompok pelajar yang dibagi menjadi dua. Yaitu yang tidur dengan penerangan dan tanpa penerangan (gelap).
Hasilnya hampir setengah dari mahasiswa mengaku tidak bisa tidur karena lebih kepada takut gelap. Sedangkan yang terbiasan dengan gelap tidak terpengaruh meski ada suara bising.
"Mereka yang mengalami gangguan tidur lebih mudah terkejut dalam gelap dibandingkan dengan individu yang punya kebiasaan tidur baik," kata Taryn Moss, peneliti studi tersebut.
Katanya lagi, temuan itu menyimpulkan bahwa orang yang susah tidur mudah tegang ketika lampu dimatikan.
Rencananya temuan ini akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan ke-26 Associated Professional Sleep Societies (APSS) di Boston. Riset dipublikasikan dalam jurnalSleep2012.

Nantinya metode terapi diharapkan dapat membantu orang dewasa yang memiliki masalah tidur karena takut gelap.
"Kami mungkin perlu menambahkan komponen terapi untuk pasien ini dan menyelaraskan komponen yang ada untuk mengatasi fobia akan gelap. Penelitian lebih lanjut diperlukan, tetapi kami yakin kami telah sengaja menemukan kebutuhan pengobatan yang belum terpenuhi untuk beberapa orang yang memiliki masalah dengan tidur," sambung Colleen Carney, PhD, seorang peneliti. [mor]

Vidio Plus : Pelukis Termuda Dunia

Tak Mau Diabetes? Batasi Waktu Duduk


“Duduk adalah kegiatan yang mematikan” ujar Dr James Levine, dari Mayo Clinic.

VIVAlife – Menunjukan loyalitas pada perusahaan, tidak berati Anda mengesampingkan sisi kesehatan. Sebuah penelitian baru, menunjukan bahwa jangka waktu duduk dapat meningkatkan resiko diabetes tipe 2 pada wanita, seperti yang dilansir dalam My Health News Daily.
Kemungkinan wanita memiliki faktor resiko untuk diabetes, seperti resistensi insulin dan peradangan kronis semakin meningkat dengan banyaknya waktu yang dihabiskan untuk duduk.
Bahkan perempuan yang terlibat dalam aktivitas fisik sedang atau kuat juga berada pada resiko tanda awal diabetes. Hal ini tetap berkaitan dengan jumlah periode duduk yang dilakukan.
“ Jika hasil ini direplikasi, mereka memiliki aplikasi untuk rekomendasi gaya hidup dan intervensi perubahan perilaku kesehatan. Waktu duduk yang minim sangat penting untuk menghindari penyakit kronis pada wanita” tulis para peneliti dalamAmerican Journal of Preventive Medicine.
Selain itu, studi lain yang diterbitakan dalam  American Journal of Epidemiology, menemukan bahwa pria yang duduk selama 6 jam sehari memiliki tingkat kematian hingga 20 persen lebih tinggi, jika dibandingka dengan pria yang hanya duduk selama 3 jam per harinya.
Sedangkan wanita dengan waktu duduk 6 jam per harinya, memiliki 60 persen tingkat kematian lebih tinggi.
“Duduk adalah kegiatan yang mematikan” ujar Dr James Levine, dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, New York.
Untuk menghindari hal negatif tersebut, sebaiknya Anda melakukan beberapa gerakan minimal satu jam dalam keseharian saat berada di kantor, seperti kegiatan di bawah ini:
1. Biasakan berdiri saat menerima telepon dan mengirim email.
2. Berjalan menuju pantry untuk membuat minuman, tanpa harus menunggu bantuan OB.
3. Pasang alarm setiap jam 3 sore, saat berdering itu tanda waktunya 
4. Anda berjalan-jalan mengelilingi kantor.
5. Jangan manjakan naik lift, bila Anda hanya naik satu atau dua tingkat. Biasakan naik tangga untuk melatih otot. (eh)

Bangun Pagi Bikin Langsing


Bramirus Mikail | Asep Candra | Sabtu, 17 September 2011 | 18:12 WIB

Shutterstock
KOMPAS.com - Merasa badan gemuk dan ingin langsing? Ada cara yang cukup mudah dan sederhana yang dapat dilakukan. Para ahli di Inggris menganjurkan,  mulailah membiasakan diri untuk bangun dan beraktivitas lebih pagi setiap hari.
Percaya atau tidak, menurut sebuah studi terbaru dari London, mereka yang terbiasa bangun lebih pagi akan memiliki bentuk tubuh lebih ramping, lebih bahagia, dan sehat ketimbang mereka yang terbiasa bangun di siang hari.
Para peneliti di Universitas Roehampton Inggris menyimpulkan, bangun pagi juga memberikan manfaat lain seperti misalnya tiba di tempat kerja tepat waktu, menyiapkan segala keperluan sekolah anak lebih awal, dan menyelesakan pekerjaan rumah lebih cepat.
Peneliti menambahkan, pada orang yang mempunyai kebiasaan begadang hingga larut malam, biasanya akan cenderung memiliki perasaan tertekan atau stres lebih tinggi dan berpotensi mengalami kelebihan berat badan.
Dalam pengamatannya, peneliti telah mewawancarai 1.068 orang dewasa terkait kesehatan dan kebiasaan tidur mereka. Hasilnya diketahui bahwa mereka yang terbiasa bangun pagi umumnya rata-rata mengawali aktivitas lebih awal, lebih bahagia dan bobot yang lebih ideal.
"Ada orang pagi dan orang malam. Mereka yang biasa bangun pagi cenderung lebih sehat dan bahagia serta memiliki indeks massa tubuh lebih rendah," ucap salah seorang peneliti Dr. Joerg Huber.
Dalam konferensi British Psychological Society, Huber menjelaskan alasan mengapa yang rutin bangun pagi lebih beruntung dan punya kualitas hidup lebih baik.  Hal itu merujuk pada fakta bahwa melakukan tugas-tugas rutin di pagi hari dan mengurus anak di saat yang tepat justru membantu membuat tubuh menjadi lebih bugar di tengah ketatnya kehidupan modern.
"Mungkin tipe orang yang rutin bangun pagi lebih cocok untuk dunia industri seperti saat ini, ketimbang mereka yang bangun kesiangan", tegasnya

Mengapa Bangun Lebih Pagi Bikin Bahagia?


Asep Candra | Kamis, 14 Juni 2012 | 13:48 WIB

shutterstock
KOMPAS.com - Kebiasaan bangun lebih pagi memang banyak manfaatnya, bukan saja bagi kesehatan fisik tetapi juga jiwa. Penelitian para ahli pun membuktikannya. 
Analisa para ilmuwan dari Universitas Toronto Kanada menyimpulkan, mereka yang bangun lebih pagi secara umum memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik. Orang yang bangun lebih pagi juga merasa lebih bahagia hidupnya dibandingkan yang bangun siang karena mereka lebih mudah beradaptasi dengan jadwal aktivitas sehari-hari.

Menurut peneliti, mereka sering bangun kesiangan dan lebih menyukai aktivitas di malam hari cenderung lebih mudah mengalami “social jet lag”.  Ini merupakan suatu kondisi di mana jam biologis tubuh seseorang menjadi tidak selaras dengan aktivitas sosial. Di lain pihak, “orang pagi” terbukti lebih segar awas, waspada, bahagia dan lebih termotivasi untuk menghadapi  tantangan, selain juga mengalami peningkatan kekebalan tubuh.
Seperti yang dipublikasi dalam journal Emotion, peneliti menemukan bahwa sebagian besar orang cenderung mulai meninggalkan "kebiasaan malam" seperti masa mudanya dan menjadi rutin bagun pagi seiring dengan bertambahnya usia mereka. Renee Biss, pemimpin riset tersebut, mengatakan bahwa penemuan ini membuktikan untuk pertama kali bahwa orang berusia lanjut mengalami peningkatan rasa bahagia seiring dengan kebiasaan bangun yang lebih pagi.

Dalam penelitian ini, ada 435 orang dewasa berusia 17 hingga 38  tahun yang dibandingkan dengan 300 orang berusia 59 hingga 79 tahun. Kedua kelompok ini diminta mengisi kuisioner tentang kondisi emosional, kualitas kesehatan dan waktu favorit untuk berakitivitas.
Hasil kajian menunjukkan, menjelang usia 60 tahun, kebanyakan responden masuk dalam kategori "orang pagi". Kurang dari 10 persen responden berusia muda masuk dalam tipe ini. Seiring bertambahnya usia, statistik ini mengalami perubahan, dimana kurang dari tujuh persen dari populasi masih memiliki kebiasaan bangun siang.
"Apa yang paling menarik dari yang kami temukan adalah kecenderungan responden dewasa berusia lanjut untuk bangun pagi memiliki kontribusi pada mood yang lebih baik ketimbang orang dewasa muda. Orang pagi juga mengaku lebih bahagia ketimbang orang malam, terlepas dari apakah mereka masih muda atau tua. Dan penelitian kami mengindikasikan bahwa kecenderungan bangun lebih pagi seiring pertambahan usia mungkin memiliki manfaat secara emosional. Orang malam mungkin lebih rentan pada  social jet lag; yang berarti jam bilogis mereka tidak selaras denga  jam sosial ," kata Biss, mahasiswa Ph.D dari Departmen Psikologi Universitas Toronto
.

ASI Bisa Kaya Omega-3 Jika Ibu Banyak Makan Ikan


Putro Agus Harnowo - detikHealth

img
(Foto: Thinkstock)
Jakarta, Saat dalam masa pertumbuhan, asupan gizi sangat penting bagi perkembangan bayi. Nutrisi penting seperti omega-3 diketahui sangat membantu perkembangan saraf otak bayi. Omega-3 banyak terkandung dalam ikan. Sebuah penelitian menemukan bahwa ibu yang banyak makan ikan memiliki ASI dengan kandungan omega-3 yang tinggi.

Para peneliti di University of Pittsburgh, Rumah Sakit Anak Cincinnati dan antropolog di University of California Santa Barbara (UCSB) menemukan bahwa para wanita suku Indian di Amerika memiliki ASI yang kaya akan omega-3. Padahal warga Indian secara ekonomi lebih miskin dibandingkan warga lain di Amerika Serikat.

Penelitian yang dimuat jurnal Maternal and Child Nutrition ini membandingkan komposisi asam lemak pada ASI wanita Amerika Serikat dan suku Indian yang bernama Tsimane. Suku Tsimane tinggal di hutan Amazon di Bolivia dan banyak memakan makanan lokal, daging hewan liar dan ikan air tawar.

Hasilnya, sampel ASI wanita suku Tsimane mengandung lebih banyak asam lemak omega 3 docosahexaenoic acid (DHA) yang sangat penting untuk perkembangan kognitif dan visual bayi.

Selain itu, kadar DHA dalam ASI juga tidak menurun setelah 2 tahun melahirkan. Periode ini merupakan periode di mana otak bayi paling optimal mengalami pertumbuhan dan menyerap DHA.

"Komposisi asam lemak pada ASI bervariasi sesuai komposisi asam lemak dari makanan dan simpanan lemak ibu," Kata peneliti, Melanie Martin, mahasiswa doktoral di departemen antropolgi UCSB seperti dilansir Science Daily, Selasa (12/6/2012).

Perbandingan omega-6 dengan omega-3 pada ibu di AS bervariasi dari 10 : 1 hingga 20 : 1, sedangkan pada ibu di Tsimane hanya 4 : 1. Hal ini diduga karena di AS tidak ada ikan segar dan para wanita banyak mengkonsumsi makanan olahan yang kaya akan omega-6 serta lemak trans.

Kadar omega-6 yang tinggi diketahui berkaitan dengan peningkatan risiko obesitas, peradangan, penyakit kardiovaskular serta mengganggu pemrosesan DHA dan asam lemak omega-3.

"Rata-rata susu ibu di Tsimane mengandung DHA 400 persen lebih tinggi dibandingkan para ibu di Cincinnati. Namun persentase rata-rata omega-6 dan lemak transnya 84 persen dan 260 persen lebih rendah. Meskipun hidup dalam kondisi ekonomi yang miskin, para ibu di Tsimane menghasilkan ASI dengan komposisi lebih seimbang dan bergizi," kata Martin.

Temuan ini menyoroti pentingnya meningkatkan kandungan asam lemak di dalam ASI para ibu AS. Komposisi asam lemak dalam susu formula bayi sebaiknya meniru komposisi ASI di Tsimane. Peneliti juga menyarankan agar bayi mendapat asupan asam lemak omega-3 dari ASI yang diperoleh secara alami.

Antibiotik untuk Infeksi Paru-paru Sebabkan Gangguan Pendengaran


Linda Mayasari - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Dunia membutuhkan antibiotik baru untuk mengatasi penyakit infeksi bakteri pada paru-paru, karena selama ini antibiotik tersebut memiliki efek samping terhadap rusaknya pendengaran.

Para peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengatasi penggunaan antibiotik aminoglikosida, kelas obat yang mencakup kanamisin, gentamisin dan amikasin. Obat ini digunakan untuk menghentikan infeksi bakteri pada paru-paru, misalnya TBC.

Penggunaan obat ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 20 persen pada pasien yang belum lama menggunakannya. Bahkan gangguan pendengaran dapat mencapai 100 persen jika digunakan selama beberapa bulan dan tahun,

Jochen Schacht, Ph.D., seorang profesor kimia biologi dan THT di Kresge Hearing Research Institute, telah menghabiskan waktu puluhan tahun untuk mempelajari mengapa kelas obat tersebut menyebabkan kerusakan telinga atau ototoxicity.

Efek samping tersebut membuat dokter ragu-ragu untuk meresepkan obat-obatan tersebut kepada pasien. Kerusakan pendengaran juga menyebabkan pasien untuk menghentikan pengobatan sebelum resep antibiotiknya selesai, hal ini berpotensi terhadap kebalnya bakteri terhadap pengobatan.

Schacht telah menemukan bahwa obat-obatan tersebut memproduksi radikal bebas yang merusak sel rambut di telinga bagian dalam. Sel rambut itulah yang peka terhadap sinyal suara dan sekalinya rusak, sel rambut tidak dapat tumbuh lagi.

"Aminoglikosida adalah beberapa antibiotik yang paling berharga dan obat-obatan yang sangat diperlukan, tetapi perlu ada jenis antibiotik baru yang dapat memerangi bakteri yang telah resisten terhadap obat. Yang paling penting adalah cara untuk mengatasi ototoxicity," kata Schacht, seperti dilansir dari medindia, Kamis (14/6/2012).

Para peneliti kini sedang mengembangkan pendekatan baru untuk merancang antibiotik yang dapat membunuh bakteri super tersebut tapi tidak membahayakan sel rambut sensorik halus pada telinga bagian dalam.

Sehingga diperlukan hipotesis baru yang memungkinkan untuk merancang obat antibakteri dan memperhatikan dampaknya pada sel rambut. Dengan cara ini, para peneliti mencoba untuk menghindari menciptakan antibiotik yang bahaya terhadap pendengaran.

Sementara itu, tim peneliti berharap untuk meluncurkan percobaan klinis dari apramycin, antibiotik yang telah terbukti mengatasi bakteri penyebab infeksi paru-paru tanpa meninggalkan efek samping.

Dalam sebuah makalah yang dipublikasikan secara online dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, sebuah tim dari Swiss, Inggris dan University of Michigan menunjukkan kemampuan apramycin melalui berbagai tes pada hewan.

Schacht juga telah memimpin uji klinis di Cina yang menunjukkan penurunan besar dalam gangguan pendengaran jika aspirin diberikan pada saat yang sama sebagai antibiotik aminoglikosida. Penelitian lebih lanjut mengenai antibiotik ini sangat diperlukan.



SAINS: Kenaikan Karbon Dioksida Ancam Pasokan Pangan Dunia



ilustrasi (lutfiblurry.blogspot.com)
JOGJA—Kenaikan kandungan karbon dioksida berpengaruh pada pasokan pangan dunia di masa mendatang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Departemen Pertanian Amerika Serikat, karbon dioksida yang dipicu pemanasan global mengancam perkembangan benih padi.
Sejumlah ilmuwan meneliti dua jenis padi berbeda yakni padi liar “Red Rice” dan padi pertanian “Clearfield”. Peneliti meneliti kedua jenis tersebut dalam ruangan khusus dengan kadar karbon dioksida berbeda. Pada ruang pertama karbon dioksida diatur sebanyak 300 bagian per sejuta yang merupakan representasi kondisi pada abad ke-19. Kamar kedua diatur 400 bagian per sejuta yang mewakili kondisi saat ini, sementara pada kamar ketiga karbon dioksida diatur sebanyak 600 bagian per sejuta sebagai proyeksi kondisi lingkungan akhir abad ini.
Hasilnya, kandungan karbon dioksida yang lebih banyak menghambat pertukaran gen antara dua jenis padi tersebut.
“Populasi manusia saat ini mencapai tujuh miliar. Jika ada salah satu sumber pangan utama yang terhambat, hal itu bisa berarti bencana,” ujar salah satu peneliti, Lew Ziska seperti dilansir Inside Science, kemarin.(ali)

SOLOPOS.COM

Ini Mengapa Migrain Lebih Sering Menyerang Wanita


INILAH.COM, Jakarta- Penelitian terbaru menemukan, wanita lebih rentan diserang migrain atau penyakit kepala sebelah dan penyakit kepala kronis lainnya.
Seperti dilansir huffingtonpost.,penelitian yang dilakukan Universitas Griffith, Australia, menemukan adanya hubungan antara kromosom X dan migrain. Wanita memiliki dua kromosom X, sedangkan pria memiliki satu X dan satu kromosom Y. Ini mengapa wanita lebih rentan mengindap migrain atau sakit kepala lainnya.
Penelitian mendata sample data genetik dari 300 orang yang tinggal di Norfolk Island - sebuah pulau kecil antara Australia dan Selandia Baru.

Penjelasannya yaitu kromosom X sangat erat kaitannya dengan zat besi di otak. Jika kadar zat besi jauh di bawah angka 'normal', ini bisa memicu serangan migrain.

Kekurangan zat besi di otak yang disebabkan sel-sel tidak mendapatkan cukup oksigen bisa memicu sakit kepala kronis, karena kekurangan oksigen di otak dan jaringan tubuh.
Dilaporkan, ada kasus serangan migrain sekitar 190.000 sehari-hari di Inggris. Wanita lebih mungkin untuk mengalami serangan migrain dibanding pria. Sebanyak 18% wanita mengaku pernah menderita migrain setidaknya sekali dalam seumur hidup mereka dibandingkan dengan pria yang hanya 8%.

"Hasil ini memberikan dukungan lebih untuk peran kromosom X pada migrain dan mungkin menjelaskan mengapa perempuan lebih banyak menderita gangguan tersebut," jelas pemimpin peneliti Lyn Griffiths. [mor]

Baju Unik Dari Bahan Kayu

Buah Stroberi Melindungi Lambung dari Alkohol


are on printore Sharing Ser

Rabu, 26 Oktober 2011 - Kesimpulan dari studi ini menyatakan bahwa dengan sering mengkonsumsi stroberi dapat memiliki efek yang menguntungkan dalam mencegah penyakit lambung yang berkaitan dengan generasi radikal bebas atau spesies oksigen reaktif.

Dalam sebuah percobaan pada tikus, para peneliti Eropa telah membuktikan bahwa memakan buah stroberi dapat mengurangi bahaya yang disebabkan alkohol pada membran mukosa lambung. Dipublikasikan dalam jurnal akses terbuka PLoS ONE, penelitian ini dapat berkontribusi untuk meningkatkan pengobatan ulkus lambung.
Tim riset dari Italia, Serbia dan Spanyol telah mengkonfirmasi efek perlindungan yang dimiliki stroberi pada perut mamalia yang telah rusak akibat alkohol. Para ilmuwan memberi etanol (alkohol etil) pada tikus laboratorium dan menunjukkan bahwa selaput lendir lambung yang sebelumnya melumat ekstrak stroberi mengalami hanya sedikit kerusakan.
Sara Tulipani, peneliti dari Universitas Barcelona (UB) dan penulis pendamping studi ini menjelaskan bahwa “efek positif dari stroberi tidak hanya terkait dengan kapasitas antioksidan dan kandungan tinggi senyawa fenolik (anthocyans) namun juga pada fakta bahwa buah ini mengaktifkan pertahanan antioksidan dan enzim tubuh. “
Kesimpulan dari studi ini menyatakan bahwa dengan sering mengkonsumsi stroberi dapat memiliki efek yang menguntungkan dalam mencegah penyakit lambung yang berkaitan dengan generasi radikal bebas atau spesies oksigen reaktif. Buah ini bisa memperlambat pembentukan ulkus lambung pada manusia.
Gastritis atau peradangan pada selaput lendir lambung tidak saja berkaitan dengan konsumsi alkohol namun juga bisa disebabkan oleh infeksi virus atau oleh obat anti-inflamasi (seperti aspirin) atau obat yang digunakan untuk melawan bakteri Helicobacter pylori.
Maurizio Battino, koordinator kelompok riset di Universitas Politeknik Marche (UNIVPM, Italia) menunjukkan bahwa “dalam kasus ini, konsumsi stroberi selama atau setelah patologi dapat mengurangi kerusakan selaput lendir lambung.”
Kurang ulserasi setelah mengkonsumsi stroberi
Tim riset menemukan bahwa ulserasi menjadi berkurang dalam perut tikus-tikus yang makan ekstrak stroberi (40 mg/hari per kilo berat badan) selama 10 hari sebelum diberikan alkohol.
Battino menekankan bahwa “penelitian ini tidak dipahami sebagai cara untuk mengurangi efek mabuk, melainkan sebagai suatu cara untuk menemukan molekul dalam membran perut yang melindungi terhadap efek merusak dari agen yang berbeda.”
Pengobatan untuk ulkus dan patologi lambung lainnya saat ini memerlukan obat pelindung baru yang memiliki sifat antioksidan. Senyawa-senyawa yang ditemukan dalam stroberi bisa menjadi jawabannya.
Kredit: Plataforma SINC
Jurnal: José M. Alvarez-Suarez, Dragana Dekanski, Slavica Ristic, Nevena V. Radonjic, NataÅ¡a D. Petronijevic, Francesca Giampieri, Paola Astolfi, Ana M. González-Paramás, Celestino Santos-Buelga, Sara Tulipani, José L. Quiles, Bruno Mezzetti, Maurizio Battino. Strawberry Polyphenols Attenuate Ethanol-Induced Gastric Lesions in Rats by Activation of Antioxidant Enzymes and Attenuation of MDA IncreasePLoS ONE, 2011; 6 (10): e25878 DOI: 10.1371/journal.pone.0025878

faktailmiah.com

Wanita Berperut Buncit Rawan Kanker Payudara


Merry Wahyuningsih - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Boston, Tak hanya merusak penampilan, perut buncit juga menimbun banyak masalah kesehatan. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa lemak yang bikin perut buncit menyebabkan wanita lebih rentan terkena kanker payudara.

"Wanita pre-menopause yang membawa kelebihan lemak di daerah perut lebih mungkin mengembangkan kondisi pre-diabetes yang dikenal sebagai hyperinsulinemia. Dan penelitian telah menunjukkan bahwa reseptor insulin dapat mendorong pertumbuhan sel-sel kanker payudara," jelas Holly R. Harris dari Brigham dan Women's Hospital dan Harvard Medical School di Boston, dilansir Healthday, Jumat (17/12/2010).

Banyak penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa lemak di perut lebih banyak menyebabkan masalah kesehatan ketimbang lemak pada bagian tubuh yang lain, antara lain memicu kolesterol tinggi, insulin tinggi dan tekanan darah tinggi sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes, penyakit jantung, stroke dan demensia (pikun).

Penelitian terbaru itu juga mengungkapkan bahwa wanita pre-menopause yang memiliki kelebihan lemak di perut alias perut buncit akan menghadapi risiko yang lebih tinggi untuk kanker payudara, khususnya estrogen reseptor (ER)-negatif.

Kanker payudara reseptor estrogen (ER)-negatif berarti kanker tidak memiliki reseptor untuk hormon estrogen pada wanita, sehingga hormon tidak merangsang kanker untuk tumbuh.

Dalam penelitian terbaru ini, Harris dan rekan-rekannya terfokus pada data dari lebih dari 116.000 wanita yang telah terdaftar dalam Nurses Health Study II sejak tahun 1989, termasuk juga catatan lingkar pinggang dan pinggul.

Sebelumnya, tim peneliti menunjukkan bahwa komposisi lemak tubuh (yang ditunjukkan dengan indeks massa tubuh atau BMI) memiliki hubungan yang kompleks dengan risiko kanker.

Misalnya, BMI yang lebih tinggi sebelumnya telah dikaitkan dengan peningkatan risiko untuk kanker payudara pasca-menopause, tetapi bukan kanker payudara pre-menopause, seperti yang ditunjukkan pada penelitian terbaru ini
(mer/ir


sumber : detik.com



Teh, Kopi dan Selada Obat untuk Dehidrasi


NILAH.COM, Jakarta - Cairan untuk tubuh tidak hanya bisa diperoleh dari air putih. Aturan tubuh setidaknya membutuhkan 'delapan gelas air sehari' bahkan kini dianggap aturan menyesatkan dan persyaratan yang terlalu tinggi.
Para peneliti dari La Trobe University di Victoria, Australia, dalam penelitian terbarunya menemukan cairan juga bisa dikontribusi selain air putih yaitu seperti teh, makanan dengan kandungan air tinggi seperti selada (97%), bahkan minuman mengandung kafein sekaligus seperti kopi.
Dikutip dari huffingtonpost, mereka dipercaya memiliki kerja yang sama efektifnya dengan air putih biasa untuk memenuhi cairan dan menangani tubuh kita ketika mengalami dehidrasi.
"Minuman seperti teh dan kopi memberikan kontribusi kebutuhan cairan seseorang dan, meski mengandung kadar kafein, mereka tidak menyebabkan dehidrasi," jelas dokter Spero Tsindos.
Tsindos setuju bahwa air atau cairan bisa membantu menurunkan berat. "Penelitian juga mengungkapkan bahwa air dalam makanan memiliki manfaat lebih besar dalam penurunan berat badan," kata Dr Tsindos.

Sebaliknya, dia juga setuju bahwa mengkonsumsi delapan gelas air sehari tidak melulu membuat warna kulit membaik, penurunan berat badan atau sakit kepala.
"Air adalah penting untuk kesehatan, tapi rekomendasi dari delapan gelas air murni sehari muncul sebuah persyaratan terlalu tinggi," pungkas Tsindos. [mor]

http://inilah.com

Balap Perahu Kaleng di Australia

Pengaruh Zat Kimia Pada Wanita Hamil


Kamis, 28 Juli 2011 - Berbagai racun memberikan bahaya pada janin saat perkembangan. Sebuah studi tahun 2011 menemukan kalau hampir semua wanita hamil AS membawa zat kimia ganda, termasuk beberapa yang terlarang sejak tahun 1970an pada tubuh mereka. Para peneliti mendeteksi bifenil poliklorinat, pestisida organoklorin, senyawa perflorinat, fenol, eter difenil polibrominat, phthalat, hidrokarbon aromatik polisiklik, PBDE perklorat, senyawa yang digunakan sebagai pemadam api, dan dikloro difenil trikloroetane (DDT), sebuah pestisida yang dilarang di AS tahun 1972, dalam tubuh 99 hingga100 persen wanita hamil yang diuji. Bisfenol A (BPA) ditemukan dalam 96 persen wanita yang disurvey. Beberapa kimiawi berkonsentasi sama berasosiasi dengan efek negatif pada anak dari studi lain dan diduga paparan pada kimiawi tersebut dapat berpengaruh lebih besar daripada paparan hanya satu zat saja.

Pencernaan alkohol pada saat hamil dapat menyebabkan sindrom alkohol janin, sebuah sindrom gangguan lahir yang permanen dan kadang berbahaya. Sejumlah studi telah menunjukkan kalau minum-minuman keras dalam ukuran ringan hingga sedang saat hamil memang tidak berpengaruh nyata pada janin, namun agar benar-benar aman wanita hamil tidak boleh minum alkohol sama sekali saat hamil.
Sejumlah studi juga menunjukkan kalau anak yang terpapar pada asap rokok sebelum lahir dapat menglami sejumlah gangguan perilaku, syaraf, dan fisik.
Unsur raksa dan metil raksa adalah dua bentuk air raksa yang dapat memberi resiko saat hamil. Metil raksa, sejenis pencemar makanan laut dan ikan air tawar, terkenal menghasilkan gangguan sistem syarafberbahaya, khususnya pada saat perkembangan otak. Memakan ikan adalah sumber utama paparan raksa pada manusia dan sebagian ikan dapat mengandung cukup raksa untuk membahayakan sistem syaraf janin yang sedang berkembang, kadang membawa pada gangguan belajar. Raksa hadir pada banyak jenis ikan, namun paling banyak ditemukan pada ikan berukuran besar. Badan Obat dan Makanan serta Dinas Perlindungan Lingkungan AS menyarankan wanita hamil agar tidak memakan ikan pedang, hiu, makarel raja, dan ikan ubin, serta membatasi konsumsi tuna albacore hingga 6 ons atau kurang dalam seminggu.
Pusat Kesehatan Lingkungan Anak melaporkan studi yang menunjukkan kalau paparan pada polusi udara saat hamil berkaitan dengan kelahiran buruk seperti rendahnya berat lahir, bayi prematur, dan malformasi jantung. Busur darah bayi yang terpapar menunjukkan kerusakan DNA yang berhubungan dengan kanker. Studi lanjutan menunjukkan penundaan perkembangan pada usia tiga tahun, rendahnya skor tes IQ, dan meningkatnya masalah perilaku pada usia enam dan delapan tahun.
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS, sistem syaraf janin yang berkembang rentan pada racun timbal. Racun syaraf diamati pada anak dari wanita yang terpapar karena kemampuan timbal melintasi halangan plasenta dan menyebabkan catat syaraf janin. Masalah khusus wanita hamil adalah penumpukan timbal di tulang dilepaskan ke darah saat hamil. Beberapa studi memberi bukti kalau paparan ibu hamil yang kecil pada timbal bahkan dapat menghasilkan gangguan intelektual dan perilaku pada anak.
Studi tahun 2006 menemukan kalau anak yang terpaparkan sebelum lahir pada insektisida klorpirifos memiliki perkembangan motorik dan mental yang buruk pada usia tiga tahun dan resiko masalah perilaku yang lebih tinggi. Studi tahun 2007 menggunakan model tikus menunjukkan kalau paparan pada hidrokarbon aromatik polisiklik  ketika lahir dan menyusui mengurangi jumlah sel telur di rahim anak perempuan yang dilahirkan hingga dua pertiga. Studi tahun 2009 pada wanita hamil yang terpaparkan tetrakloroetilen dalam air minum meningkatkan resiko gangguan katup oral dan tabung syaraf pada anak mereka. Studi tahun 2009 menemukan kalau paparan pralahir pada phthalates, senyawa kimia yang digunakan untuk plastik dalam banyak jenis produk perawatan pribadi, mainan anak, dan peralatan medis, mungkin menjadi faktor resiko lingkungan untuk berat lahir yang rendah pada anak. Studi tahun 2010 menemukan kalau paparan pralahir pada senyawa pemadam api bernama difenil eter polibrominat berasosiasi dengan efek perkembangan syaraf terhambat pada anak kecil.
Sumber
Wikipedia. Pregnancy.
Referensi lanjut
  1. Tracey J. Woodruff, Ami R. Zota, Jackie M. Schwartz. Environmental Chemicals in Pregnant Women in the US: NHANES 2003-2004. Environmental Health Perspectives, 2011; DOI: 10.1289/ehp.1002727
  2. Day NL (1992). “The effects of prenatal exposure to alcohol.” Alcohol Health and Research World16(2), 328–244.
  3. Goodlett CR, Peterson SD (1995). “Sex differences in vulnerability to developmental spatial learning deficits induced by limited binge alcohol exposure in neonatal rats”. Neurobiological Learning and Memory64(3), 265–275.
  4. Streissguth AP, et al. (1994). “Prenatal alcohol and offspring development: the first fourteen years”. Drug and Alcohol Dependence36(2), 89–99.
  5. Harvard.edu. Prenatal Exposure to Mercury From a Maternal Diet High in Seafood Can Irreversibly Impair Certain Brain Functions in Children
  6. March of Dimes. Environmental risks and pregnancy
  7. Alan Mozes Exposure to Common Pollutant in Womb Might Lower IQ
  8. Protecting Workers Exposed to Lead-based Paint Hazards : A Report to Congress
  9. Exposures To Insecticide Chlorpyrifos In Pregnancy Adversely Affect Child Development, Study Finds
  10. Environmental Toxins May Limit Fertility In Offspring
  11. Zhang Y, PhD, Lin L, MD, Cao Y, PhD, Chen B, MD, Zheng L, MSC, Ge R, MD. Phthalate Levels and Low Birth Weight: A Nested Case-Control Study of Chinese Newborns. Journal of Pediatrics, DOI: 10.1016/j.jpeds.2009.04.007

GRATIS PLUS HADIAH

Hosting Gratis