website trackingwebsite tracking

PTC..PELUANG DAPAT UANG HANYA DENGAN MODAL KLIK

Cara Instan Untuk Verifikasi PayPal !

Kamis, 28 Juni 2012

Selamatkan Diri dan Keluarga dari Penyakit Materialisme


Selamatkan Diri dan Keluarga dari Penyakit Materialisme
Sabtu, 09 Juni 2012 
Oleh: Abdullah al-Mustofa

SEBUAH 
penelitian di Amerika Serikat yang dilakukan tiga orang ahli dari tiga universitas yang berbeda di Amerika Serikita yang hasil penelitian mereka dipublikasikan olehAssociation for Consumer Research, sebuah lembaga penelitian konsumen di University of Minnesota Duluth, Amerika Serikat, meneliti pengaruh frekuensi menonton program televisi pada pengadopsian nilai-nilai materialistis. Penelitian tersebut membuktikan semakin banyak jam yang dihabiskan seseorang dalam menonton televisi maka yang bersangkutkan semakin materialistis. Hubungan antara menonton televisi dengan materialisme lebih besar bagi mereka yang lebih fokus memperhatikan ketika menonton televisi, dan bagi mereka yang lebih mengembangkan apa yang ditonton dengan berfantasi.
Untuk mengurangi tingkat materialisme pada seseorang, para peneliti tersebut menyarankan untuk mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan di depan televisi. Namun, tren menonton televisi di mana-mana menunjukkan hanya sedikit yang mau atau mampu melakukan hal ini. Sebagai obat alternatif, kata mereka, seseorang dapat memerangi materialisme dengan menyadari apa yang mereka menonton dan efeknya, dan menahan dorongan untuk berfantasi tentang gaya hidup makmur yang digambarkan di televisi.
Dengan kata lain, mengingatkan diri kita bahwa dunia pertelevisian terdistorsi. Lanjut mereka, tentu saja, ini mungkin bukan cara yang menyenangkan untuk menonton televisi karena pemirsa cenderung memaksimalkan kenikmatan dengan berfantasi.
Cara untuk mengurangi tingkat materialisme dan memerangi materialisme tersebut di atas ternyata kurang efektif, bahkan sulit untuk dilakukan. Namun lain halnya dengan Islam.
Islam telah menyediakan vaksin untuk mencegah dan obat mujarab untuk menyembuhkan penyakit materialisme. Dalam Islam ada satu cara yang sangat efektif dan praktis untuk mencegah dan mengobati materialisme, yaitu dengan cara mengingat mati.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, beliau berkata:

أَكْثِرُوا ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ

“Perbanyaklah mengingat hal yang akan memutuskan berbagai kenikmatan. – yaitu maut." (HR. Ashabus Sunan, dishahihkan Al-Albani dalam Al-Irwa’)

Salah satu efek positif dari mengingat mati adalah menyebabkan hati memiliki sikap qana’ah. 

"Barangsiapa banyak mengingat mati maka dia akan dimuliakan dengan tiga perkara: segera bertaubat, hatinya qana’ah terhadap dunia, dan semangat beribadah. Sedangkan barangsiapa yang melupakan mati, dia akan dibalas dengan tiga perkara: menunda-nunda taubat, hatinya tidak qana’ah terhadap dunia, dan malas beribadah. Maka ingat-ingatlah kematian, sakaratul maut, dan susah serta sakitnya, wahai orang yang tertipu dengan dunia!.” (Abu Ali Ad-Daqqaq rahimahullah)

Menurut bahasa, qana’ah berarti merasa cukup. Sedangkan menurut istilah, qana’ah berati merasa cukup dan menerima atas apa yang telah diberikan Allah swt, sehingga mampu menjauhkan diri dari sikap tamak, dan sikap tidak puas yang berlebihan.
Dari Fadlolah bin Ubaid bahwasanya dia mendengar Rasulullah saw bersabda:

“Sungguh berbahagialah orang yang mendapatkan hidayah Islam dan penghidupannya sederhana serta mau qana’ah (menerima apa adanya).” (HR. Tirmidzi)

“Qana’ah itu mengandung lima perkara: Menerima dengan rela akan apa yang ada. Memohonkan kepada Tuhan tambahan yang pantas, dan berusaha. Menerima dengan sabar akan ketentuan Tuhan. Bertawakal kepada Tuhan. Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.” (Hamka)

Mari latih dan biasakan diri dan anggota keluarga kita untuk selalu mengingat mati agar mempunyai gaya dan pola hidup qana’ah dan bukannya kebalikannya yakni gaya dan pola hidup materialistis yang mengajak “meminum air laut”. Semoga diri dan keluarga kita bebas dari penyakit al-Wahn (cinta dunia dan benci/takut mati) yang telah Rasulullah saw sebut 15 abad yang lalu. Semoga diri dan keluarga kita bukan orang-orang yang fasik, yakni yang lebih mencintai harta benda dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya dengan jiwa dan harta benda. Wallahu a’lam.*
Penulis peneliti ISFI (Islamic Studies Forum for Indonesia) Kuala Lumpur Malaysia


http://www.hidayatullah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GRATIS PLUS HADIAH

Hosting Gratis