Para peneliti AS mempertimbangkan keuntungan membuat kelahiran melalui bedah sesar lebih mudah dijangkau perempuan hamil di negara berkembang.
Bedah sesar yang bisa dijangkau ibu hamil dipandang bisa efektif untuk meningkatkan kesehatan di negara berkembang.
02.05.2012
Diperkirakan 270.000 perempuan meninggal setiap tahun akibat komplikasi selama kehamilan. Salah satu yang paling umum adalah hambatan pada saat melahirkan, di mana janin tidak bisa keluar melalui jalan lahir. Jika itu terjadi, ibu dan bayi mungkin meninggal. Bahkan jika ibu bertahan, dia berisiko menderita fistula atau lubang obstetri, yang menjurus pada ketidakmampuan menahan kencing ataupun berhubungan intim dengan suami, sehingga seringkali menyebabkan perceraian dan isolasi sosial.
Blake Alkire, peneliti pada Fakultas Kedokteran Universitas Harvard di Boston, mengatakan, "Jadi ini adalah masalah yang nyata, tetapi dapat diatasi dengan mudah. Sepanjang ibu dapat pergi ke rumah sakit atau pusat kesehatan yang mampu membantu kelahiran dengan bedah sesar, hal ini dapat dicegah."
Alkire mencatat bahwa kematian karena proses persalinan yang terhambat hampir tidak pernah terjadi di negara kaya. Perempuan di sana hampir selalu punya pilihan untuk melahirkan dengan bedah sesar, dimana irisan dilakukan di perut dan rahim ibu untuk mengeluarkan bayi
Untuk mengukur manfaat nyata bedah sesar, Alkire menggunakan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dimulai dengan perkiraan manfaat ekonomi dari pencegahan kematian dan cedera.
"Kemudian kami pada dasarnya hanya membandingkannya dengan biaya bedah sesar, sehingga mendapat perbandingan manfaat-biaya sebesar enam banding satu," paparnya lgi.
Jadi, untuk setiap satu dolar yang dikeluarkan, manfaatnya bernilai enam dolar. Biaya melahirkan dengan bedah sesar sebenarnya sangat murah, rata-rata sekitar 140 dolar.
Bahkan, keuntungan enam kali lipat itu sebenarnya lebih kecil, karena penghitungan Alkire hanya dikaitkan dengan keselamatan ibu, tidak termasuk sang bayi. Banyak bayi yang meninggal karena persalinan terhambat.
Alkire menambahkan, "Sekitar 30 sampai 60 persen janin sayangnya meninggal. Dengan bedah sesar, dengan akses ke sesar tepat pada waktunya, tingkat kematian mendekati nol."
Penelitian Blake Alkire dan koleganya ini dimuat dalam jurnal PloS ONE.
Blake Alkire, peneliti pada Fakultas Kedokteran Universitas Harvard di Boston, mengatakan, "Jadi ini adalah masalah yang nyata, tetapi dapat diatasi dengan mudah. Sepanjang ibu dapat pergi ke rumah sakit atau pusat kesehatan yang mampu membantu kelahiran dengan bedah sesar, hal ini dapat dicegah."
Alkire mencatat bahwa kematian karena proses persalinan yang terhambat hampir tidak pernah terjadi di negara kaya. Perempuan di sana hampir selalu punya pilihan untuk melahirkan dengan bedah sesar, dimana irisan dilakukan di perut dan rahim ibu untuk mengeluarkan bayi
Untuk mengukur manfaat nyata bedah sesar, Alkire menggunakan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dimulai dengan perkiraan manfaat ekonomi dari pencegahan kematian dan cedera.
"Kemudian kami pada dasarnya hanya membandingkannya dengan biaya bedah sesar, sehingga mendapat perbandingan manfaat-biaya sebesar enam banding satu," paparnya lgi.
Jadi, untuk setiap satu dolar yang dikeluarkan, manfaatnya bernilai enam dolar. Biaya melahirkan dengan bedah sesar sebenarnya sangat murah, rata-rata sekitar 140 dolar.
Bahkan, keuntungan enam kali lipat itu sebenarnya lebih kecil, karena penghitungan Alkire hanya dikaitkan dengan keselamatan ibu, tidak termasuk sang bayi. Banyak bayi yang meninggal karena persalinan terhambat.
Alkire menambahkan, "Sekitar 30 sampai 60 persen janin sayangnya meninggal. Dengan bedah sesar, dengan akses ke sesar tepat pada waktunya, tingkat kematian mendekati nol."
Penelitian Blake Alkire dan koleganya ini dimuat dalam jurnal PloS ONE.
sumber : http://www.voaindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar