Berbagai penelitian seringkali menunjukkan efek tidak baik pada orang yang menjalankan gaya hidup tidak sehat. Cara hidup penuh risiko ini kerap dikaitkan dengan keburukan di tubuh. Misalnya,kolesterol tinggi,tekanan darah tinggi, dan sebagainya. Hanya saja, ada studi terbaru di Inggris yang menunjukkan, gaya hidup tidak sehat tidak signifikan dalam memengaruhi masalah kesuburan sperma pria. Artinya, kemandulan yang terjadi pada pria bukan soal gaya hidup penyebabnya.
Seperti dilansir BBC, penelitian yang dimuat jurnal Human Reproduction itu menyatakan, memang lebih baik untuk menghindari rokok, alkohol, dan obesitas. Namun, ketiga gaya hidup tersebut juga tidak bisa dikaitkan langsung dengan persoalan kesuburan pria. Saran yang sebaiknya diperhatikan adalah terkaitmenghindari pemakaian celana yang cenderung ketat. Panas yang dihasilkan pada area skrotum bisa mengurangi atau bahkan membunuh sperma.
Penelitian ini menjadi kontroversial. Pasalnya, hasil studi ini berbeda jauh dengan penelitian yang telah ada. Pada pengamatan yang dilakukan terhadap relawan yang punya kebiasaan merokok sampai 20 batang per hari, ternyata tidak ditemukan adanya pengurangan jumlah sperma. Selain itu, peneliti juga tidak mendapati bukti kuat berkurangnya kualitas sperma pada pria yang memiliki indeks massa tubuh tinggi,pengonsumsi obat penenang, dan alkoholik.
“Hal ini memutarbalikkan nasihat yang biasanya diberikan pada pria tentang bagaimana mereka dapat meningkatkan kesuburan. Dan, (studi ini) menunjukkan bahwa risiko-risiko gaya hidup yang umum, mungkin tidak sepenting yang kita duga,” kata Dr Andrew Povey dari University of Manchester.
Namun, disarankan agar pria tetap menjaga kesehatan fisik secara umum. Pasalnya, beberapa faktor tersebut mungkin tidak berpengaruh pada kesuburan, tapi memengaruhi kesehatan tubuh yang lain.
sidomi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar