Memiliki sifat pekerja keras atau yang dikenal denganWorkhaholic memang baik untuk mengukur produkstivitas kerja, namun tidak untuk kesehatan.
Pasalnya workhaholic selain dapat menimbulkan stres karena berpacu dengan deadline juga dapat menimbulkan penyakit kronik mulai dari gangguan pencernaan hingga jantung.
Berdasarkan riset, gangguan pencernaan yang dialami workaholic biasanya disebabkan karena tidak teraturnya pola makan. Tak hanya itu, rasa cemas yang berlebihan juga merupakan sumber utama penyebab sakit maag.
Pasalnya workhaholic selain dapat menimbulkan stres karena berpacu dengan deadline juga dapat menimbulkan penyakit kronik mulai dari gangguan pencernaan hingga jantung.
Berdasarkan riset, gangguan pencernaan yang dialami workaholic biasanya disebabkan karena tidak teraturnya pola makan. Tak hanya itu, rasa cemas yang berlebihan juga merupakan sumber utama penyebab sakit maag.
Rasa cemas yang diikuti stres dapat mempengaruhi sistem saraf pusat sehingga mengakibatkan gangguan motilitas (gerakan) lambung.
"Beban pekerjaan yang berlebih membuat pola hidup dan pola makan berubah. Dari sini muncullah rasa khawatir yang berlebihan sehingga bisa menyebabkan keluhan fisik,' kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr Ari Fahrial Syam, saat dihubungi INILAH.COM,Jumat (25/5).
Fahrial menjelaskan terjadi hubungan yang kuat antara otak manusia dengan lambung (Brain Gut Axix). Dimana, ketika otak bekerja dengan keras dan kurang tidur akan mengakibatkan beberapa gangguan pencernaan diantaranya diare, asam lambung meningkat hingga depresi.
"Tergantung daerah mana yang saat terjadinya stres rentan terkena penyakit," jelas Fahrial.
Namun, dari beberapa penelitian, sambung Fahrial akan terlihat dampak negatif dari orang yang workaholic dengan ganggunan lambung. Manurut praktisi kesehatan dari Universitas Indonesia itu, penyebab utama dari gangguan lambung adalah pola makan yang tidak teratur, penggunaan obat-obatan seperti obat pengurang rasa sakit, infeksi, cemas atau depresi hingga komplikasi dengan penyakit lain.
Stres yang kerap muncul akibat pekerjaan bisa memicu gangguan lambung, tepatnya pada usus dua belas jari. Gangguan lainnya bisa menyerang bagian usus besar yang apabila dibiarkan akan muncul peradangan atau infeksi.
Fahrial menambahkan, secara teknis rasa cemas akibat pekerjaan menyebabkan saraf simpatis bekerja lebih aktif menstimuli hormon cathecholamin. Alhasil hormon tersebut akan meningkat dan menyebabkan sekresi asam lambung melonjak pula.
"Rasa cemas mempengaruhi sistem saraf pusat melalui saraf vagus, mengakibatkan gangguan motilitas lambung,” ungkap Fahrial.
Cara pencegahaan
Jika stres sebagai penyebab gangguan lambung biasanya akan dilakukan beberapa prosedur diagnosis. Para dokter terlebih dahulu akan mencari tahu riwayat timbulnya penyakit pada si penderita. Tahap selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Biasanya dokter juga akan melakukan pemeriksaan gastroduodenoskopi dan biopsi yang kemudian dilanjutkan dengan diagnosis banding dengan kasus gangguan lambung akibat sebab lainnya.
Cara pencegahaan
Jika stres sebagai penyebab gangguan lambung biasanya akan dilakukan beberapa prosedur diagnosis. Para dokter terlebih dahulu akan mencari tahu riwayat timbulnya penyakit pada si penderita. Tahap selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Biasanya dokter juga akan melakukan pemeriksaan gastroduodenoskopi dan biopsi yang kemudian dilanjutkan dengan diagnosis banding dengan kasus gangguan lambung akibat sebab lainnya.
Fahrial menyarankan agar gangguan lambung dicegah dengan menjalani pola hidup yang lebih sehat.
”Memperbaiki pola hidup sebaiknya termasuk mengerjakan tugas dengan rileks dan tepat waktu.Dengan bekerja rileks maka akan jauh dari rasa cemas dan stres yang berpotensi menimbulkan penyakit. Tapi tugas itu juga dikerjakan dengan baik dan diikuti pikiran positif, yakni berharap mendapat hasil yang baik," ungkap Fahrial. [mor]
”Memperbaiki pola hidup sebaiknya termasuk mengerjakan tugas dengan rileks dan tepat waktu.Dengan bekerja rileks maka akan jauh dari rasa cemas dan stres yang berpotensi menimbulkan penyakit. Tapi tugas itu juga dikerjakan dengan baik dan diikuti pikiran positif, yakni berharap mendapat hasil yang baik," ungkap Fahrial. [mor]
INILAH.COM,Jakarta -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar