website trackingwebsite tracking

PTC..PELUANG DAPAT UANG HANYA DENGAN MODAL KLIK

Cara Instan Untuk Verifikasi PayPal !

Jumat, 22 Juni 2012

Sepeda Motor Berbahan Bakar Air ‘SiPede’


Oleh: Bambang Riyanto. Kerja keras, doa dan keyakinan selalu dipercaya berbanding lurus dengan pencapaian maksimal. Kegagalan dan anggapan orang lain akan selalu diabaikan bila suatu pekerjaan diyakini membuahkan keberhasilan.
Begitulah yang dilakukan oleh Tulus Ikhsan Nasution penemu alat sistem penghasil hidrogen elektronik yang diberikannya nama SiPede. Berkat alat tersebut sebuah sepeda motor dapat melaju hanya dengan menggunakan campuran air dan biotenol. Tanpa bensin, hemat dan ramah lingkungan.

"Penelitian ini saya mulai di tahun 2007 sewaktu masih mengajar di Malaysia untuk Universiti Malaysia Perlis. Sesudah mengajar, saya banyak menghabiskan waktu di dalam lab tempat saya meneliti SiPede. Hampir setiap hari, karenanya banyak yang bilang saya ini gila. Gila penelitian," ujar Tulus sembari meluncurkan senyum kebanggaan.

Wajar bila saat ini ia merasa bangga atas pencapaiannya. Buah kerja kerasnya kini mulai dilirik masyarakat dan berpeluang menggantikan bensin sebagai bahan bakar utama kendaraan yang banyak digunakan, di tengah kelangkaan dan potensi melambungnya harga bensin. Tulus yang dianggap ‘gila’ membawa harapan baru. Harapan untuk beralih ke bahan bakar air dan campuran bioetanol.

"Awal mula penelitian ini dimulai adalah ketika saya sebagai seorang yang berpengetahuan dan berpendidikan tinggi merasa memiliki tanggung jawab untuk memecahkan krisis pemanasan global dan krisis hemat energi yang sedang melanda dunia. Saya merasa tertantang untuk mengatasai persoalan tersebut," ujar bapak tiga anak ini.

Produksi Massal

Suami dari Dr Irwana Nainggolan itu pun sedang mempersiapkan produksi massal agar masyarakat juga turut menikmati hasil ciptaannya itu. Ia pun berharap pemerintah mau ikut campur tangan dalam proses produksi dan pemasaran.

"Saat ini sedang proses pengurusan hak kekayaan intelektual agar alat tersebut dapat dipatenkan. Dalam proses pengembangannya saya dibantu dengan tujuh orang mahasiswa, selain itu peran Dekan FMIPA Dr Sutarman MSc Phd pun juga turut berjasa dalam mendukung pengembangan yang kami lakukan di FMIPA USU ini," kata pria kelahiran P. Brandan 38 tahun silam.

Atas pencapaiannya yang luar biasa itu, Tulus ternyata belum puas, kini ia sedang mempersiapkan dua penelitian lainnya yang hampir rampung. Sistem elektronik pengelola air satu langkah yang dilengkapi dengan bio sensor dan pembuatan alat sensor diabetes melalui pernafasan.

"Ketika saya memutuskan untuk memilih mengabdi dan berkarir di USU pada tahun 2008, beberapa rekan juga menganggap saya sudah gila, karena gaji saya di Malaysia jauh lebih tinggi dari di sini. Ditambah lagi dengan semakin pesimisnya orang atas keberhasilan penetian saya bila dibawa ke Indonesia," ujar Dosen Fisika FMIPA USU itu.

Semua orang tahu, bahwa dukungan Indonesia terhadap peneliti sangat minim, itu mengapa orang-orang ‘gila’ seperti Tulus memilih untuk berkarir di negeri orang. Tapi Tulus punya kepercayaan dan keyakinan lain, ia merasa bahwa keterbatasan tidak pernah jadi penghalang untuk meraih kesuksesan, karenanya ia berharap peneliti lainnya mau mengikuti jejaknya dengan terus berkarya dan meneliti untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak.

"Saya mulai penelitian ini dengan biaya sendiri, menghasilkan ratusan juta, tenaga dan pikiran. Bukan hanya orang yang menganggap saya gila, istri saya pun anggap saya gila. Tapi anggapan orang atas diri saya, tak pernah saya hiraukan. Saya buktikan dengan pencapaian," ujarnya mantap.

Mereka, yang menganggap orang-orang seperti Tulus Ikhsan Nasution adalah orang ‘gila’ harus mengingat bahwa dunia ini pernah diubah oleh ilmuwan ‘gila’ pantang menyerah yang mampu menghasilkan lampu, telepon, listrik sampai bom atom.

Orang-orang ‘gila’ itu, yang mau mendedikasikannya secara totalitas di dunia penelitian pernah dimiki oleh negara-negara Eropa, misalnya seperti Alexander Graham Bell, James Watt, Thomas Alfa Edison dan Albert Einstein. Kini, rasanya cukup pantas bila Tulus Ikhsan yang berasal dari Indonesia disejajarkan dengan orang-orang ‘gila’ seperti mereka itu. Dan tibalah saatnya kita mengucapkan terimakasih atas kegilaannya. http://www.analisadaily.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GRATIS PLUS HADIAH

Hosting Gratis