segera berhenti merokok sejak masa awal kehamilan.
VIVAnews – Wanita hamil yang berhenti merokok sebelum minggu ke-15 kehamilan mengurangi risiko akan kelahiran premature dan memiliki bayi dengan berat badan kurang, dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok, demikian kata hasil studi.
Sudah diketahui bahwa merokok selama hamil meningkatkan risiko keguguran, kelahiran premature, bayi berberat badan kurang, dan bayi lahir meninggal. Tapi tak ada penelitian hingga sekarang yang berhasil menunjukkan apakah berhenti merokok dalam masa awal kehamilan akan mengurangi bayi berberat badan kurang dan kelahiran prematur.
“Wanita hamil yang merokok disarankan untuk berhenti merokok sejak masa awal kehamilan, “ kata peneliti utama Dr.Lesley McCowan, professor obstetrics dan ginekolog di Universitas Auckland di Selandia Baru.
Wanita yang tak berhenti merokok setelah 15 minggu, tiga kali berisiko melahirkan secara premature dan dua kali kemungkinan lebih besar memiliki bayi berberat badan kurang, dibandingkan wanita yang berhenti merokok, kata McCowan.
Sudah diketahui bahwa merokok selama hamil meningkatkan risiko keguguran, kelahiran premature, bayi berberat badan kurang, dan bayi lahir meninggal. Tapi tak ada penelitian hingga sekarang yang berhasil menunjukkan apakah berhenti merokok dalam masa awal kehamilan akan mengurangi bayi berberat badan kurang dan kelahiran prematur.
“Wanita hamil yang merokok disarankan untuk berhenti merokok sejak masa awal kehamilan, “ kata peneliti utama Dr.Lesley McCowan, professor obstetrics dan ginekolog di Universitas Auckland di Selandia Baru.
Wanita yang tak berhenti merokok setelah 15 minggu, tiga kali berisiko melahirkan secara premature dan dua kali kemungkinan lebih besar memiliki bayi berberat badan kurang, dibandingkan wanita yang berhenti merokok, kata McCowan.
Untuk penelitian ini, McCowan mengumpulkan data dari 2.504 wanita hamil. Delapan puluh persen tidak merokok, 10 persen baru saja berhenti merokok dan 10 persen masih merokok.
Tak ada perbedaan dalam tingkat spontanitas kelahiran premature antara wanita yang tidak merokok dan mereka yang berhenti merokok pada minggu ke-15, sama-sama empat persen. Begitu juga pada kasus bayi berberat badan kurang, 10 persen berbanding 10 persen.
Wanita yang terus merokok memiliki tingkat spontanitas kelahiran premature lebih tinggi daripada yang berhenti merokok, 10 persen berbanding empat persen, dan angka yang lebih tinggi pula bagi bayi berberat badan kurang, 17 persen berbanding 10 persen.
Penelitian ini juga menemukan fakta, bahwa wanita yang berhenti merokok berkurang stresnya dibanding mereka yang masih terus merokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar