Riset ini atas 400.000 orang di Amerika Serikat. Pria peminum kopi 10% lebih panjang umur
VIVAnews - Sebuah riset atas 400.000 orang, menemukan si peminum kopi secara rutin memiliki usia harapan hidup lebih panjang daripada yang tak pernah atau jarang meminumnya. Dalam riset yang dipublikasikan dalam Jurnal Kedokteran New England di Amerika Serikat ini, kopi diketahui terkait dengan risiko rendah serangan jantung, strok, infeksi, luka dan kecelakaan.
Namun para peneliti memperingatkan, penemuan ini harus diterjemahkan hati-hati karena hanya diukur dalam satu waktu. Juga belum jelas, bahan apa dalam kopi yang terkait dengan umur panjang itu.
"Kita tahu bahwa kopi memiliki efek atas otak, sehingga mungkin memiliki peran," kata pemimpin penelitian, Neal Freedman dari Badan Kesehatan Nasional di Rockville, Maryland. "Atau, dia mungkin punya efek pada kesehatan tulang," seperti dilansirReuters, Rabu 16 Mei 2012.
Riset atas efek jangka panjang atas sejumlah penyakit telah memunculkan sejumlah kesimpulan berlawanan. Beberapa studi menemukan peminum kopi lebih sedikit mendapat diabetes, namun temuan lain menyatakan lebih berisiko kena serangan jantung.
"Untuk yang telah minum kopi, tak ada alasan berhenti. Secara periodik, seseorang menyatakannya buruk, namun saya kira riset ini memperkuat pandangan minum kopi tidak berbahaya," kata Lawrence Krakoff, kardiolog dari Sekolah Kedokterab Mount Sinai di New York, yang tak ikut riset ini.
Peneliti mendapatkan kesimpulan kopi membuat panjang umur ini atas survei terhadap pola makan dan kesehatan orang-orang dewasa berusia antara 50 sampai 71 tahun di tahun 1995 dan 1996. Salah satu pertanyaan, mengenai konsumsi kopi.
Lalu, pada tahun 2008, para responden dicari lagi dengan menggunakan pendaftaran kematian dan statistik penyakit nasional dan negara bagian untuk mengetahui berapa banyak yang telah wafat dan apa penyebabnya.
Awalnya, kopi terkesan terkait dengan potensi tinggi meninggal dunia selama periode 14 tahun itu. Sekitar 13 persen pria dan 10 persen wanita yang dilaporkan tidak minum kopi di awal survei meninggal antara 1995-2008, dibandingkan dengan 19 persen pria dan 15 persen wanita yang minum kopi enam cangkir atau lebih dalam sehari.
Namun, para peminum kopi ini kemudian diketahui juga merokok, penyalahgunaan alkohol dan makan banyak daging merah. Ketika periset memasukkan data ini, muncul gambaran yang berbeda lagi. Dalam analisisnya, pria yang minum kopi dua sampai lebih dari enam cangkir per hari 10 persen lebih panjang umur daripada yang tidak. Bagi wanita, bahkan sampai 16 persen.
"Pikiran saya, hubungan ini sangat menarik namun sampai benar-benar menghubungkannya sebagai mekanisme sebab-akibat, masih kabur," kata Krakoff
.
Namun para peneliti memperingatkan, penemuan ini harus diterjemahkan hati-hati karena hanya diukur dalam satu waktu. Juga belum jelas, bahan apa dalam kopi yang terkait dengan umur panjang itu.
"Kita tahu bahwa kopi memiliki efek atas otak, sehingga mungkin memiliki peran," kata pemimpin penelitian, Neal Freedman dari Badan Kesehatan Nasional di Rockville, Maryland. "Atau, dia mungkin punya efek pada kesehatan tulang," seperti dilansirReuters, Rabu 16 Mei 2012.
Riset atas efek jangka panjang atas sejumlah penyakit telah memunculkan sejumlah kesimpulan berlawanan. Beberapa studi menemukan peminum kopi lebih sedikit mendapat diabetes, namun temuan lain menyatakan lebih berisiko kena serangan jantung.
"Untuk yang telah minum kopi, tak ada alasan berhenti. Secara periodik, seseorang menyatakannya buruk, namun saya kira riset ini memperkuat pandangan minum kopi tidak berbahaya," kata Lawrence Krakoff, kardiolog dari Sekolah Kedokterab Mount Sinai di New York, yang tak ikut riset ini.
Peneliti mendapatkan kesimpulan kopi membuat panjang umur ini atas survei terhadap pola makan dan kesehatan orang-orang dewasa berusia antara 50 sampai 71 tahun di tahun 1995 dan 1996. Salah satu pertanyaan, mengenai konsumsi kopi.
Lalu, pada tahun 2008, para responden dicari lagi dengan menggunakan pendaftaran kematian dan statistik penyakit nasional dan negara bagian untuk mengetahui berapa banyak yang telah wafat dan apa penyebabnya.
Awalnya, kopi terkesan terkait dengan potensi tinggi meninggal dunia selama periode 14 tahun itu. Sekitar 13 persen pria dan 10 persen wanita yang dilaporkan tidak minum kopi di awal survei meninggal antara 1995-2008, dibandingkan dengan 19 persen pria dan 15 persen wanita yang minum kopi enam cangkir atau lebih dalam sehari.
Namun, para peminum kopi ini kemudian diketahui juga merokok, penyalahgunaan alkohol dan makan banyak daging merah. Ketika periset memasukkan data ini, muncul gambaran yang berbeda lagi. Dalam analisisnya, pria yang minum kopi dua sampai lebih dari enam cangkir per hari 10 persen lebih panjang umur daripada yang tidak. Bagi wanita, bahkan sampai 16 persen.
"Pikiran saya, hubungan ini sangat menarik namun sampai benar-benar menghubungkannya sebagai mekanisme sebab-akibat, masih kabur," kata Krakoff
.
sumber : http://kosmo.vivanews.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar